Skip links

MENGENAL JAMU JAWA TENGAH

Apa itu jamu? 

Jamu merupakan warisan budaya bangsa Indonesia, berupa ramuan bahan tumbuhan obat sudah digunakan secara turun temurun yang terbukti aman dan mempunyai manfaat bagi kesehatan. Jamu berasal dari bahasa jawa kuno “Jampi” atau “usodo” yang memiliki arti penyembuhan menggunakan ramuan, doa atau ajian. Pemanfaatan ramuan alam dengan tujuan pengobatan telah ada sejak ratusan tahun silam yang terbukti dengan ditemukannya peninggalan sejarah tulisan di daun lontar, prasasti dan relief candi.

Jamu adalah sebutan orang jawa terhadap obat hasil ramuan tumbuh-tumbuhan asli dari alam yang tidak menggunakan bahan kimia. Ramuan jamu dapat berupa simplisia maupun campuran dari simplisia yang berbeda.

Para pelaku ‘jamu’ adalah seluruh masyarakat lokal Indonesia baik sebagai produsen (petani rempah/tanaman jamu), penyedia (bakul jamu), pengguna (peminum jamu) maupun perantara (pengobat tradisional) yang secara bersama-sama dan simultan merupakan pemangku kepentingan/stakeholder jamu yang menjaga keberlangsungan ‘jamu’ dari superhulu – hulu – tengah – hilir – superhilir, hingga saat ini.

Baca juga: Langendriyan, Seni Pertunjukan dari Solo

Saat ini pelaku jamu sudah lebih berkembang baik dari sisi pengusahaan bahan baku hingga proses produksi dan cara penyajiannya untuk para pengguna jamu. Bahan-bahan jamu yang awalnya diambil secara liar di hutan, maka saat ini telah dihasilkan secara melimpah dengan sistem budidaya intensif dengan pertanian teknis. Demikian pula proses produksinya yang awalnya hanya skala rumah tangga yang dilakukan oleh ibu-ibu dengan keahlian turun temurun, saat ini telah dapat diproduksi secara industri, mulai dari usaha kecil hingga industri besar. Sedangkan distribusinya pun juga sudah berkembang dari hanya sekedar produk lokal untuk konsumsi masyarakat lokal, saat ini telah berkembang hingga ekspor ke manca negara dengan konsumen jamu yang telah menyebar di seluruh dunia. Di Indonesia konsumsi jamu dianggap sebagai warisan budaya bangsa yang perlu terus dikembangkan dan dilestarikan dengan fokus pada aspek mutu dan keamanannya.

Baca juga: MENGENAL TARI GAMBYONG PAREANOM

Berdasarkan sejarahnya, jamu gendong yang terkenal di Indonesia, obat tradisional yang terbuat dari akar, daun maupun umbi-umbian tersebut muncul pertama kali dalam tradisi kraton Jawa. Setelah itu jamu diajarkan ke masyarakat dan dipasarkan dengan cara dipikul maupun di gendong. Setidaknya ada beberapa jenis jamu/ramuan yang digunakan yaitu Beras Kencur, Kunir Asem/Kunyit asam, Sinom, Cabe Puyang, Pahitan, Kunci Suruh, Kudu Laos dan Uyup-Uyup atau Gepyokan

Terdapat 5 jamu dari Jawa Tengah yang tercatat sebagai WBTb, antara lain:

  • jamu cabe puyang
  • jamu uyup-uyup/gepyokan
  • jamu beras kencur
  • jamu kunyit asam/kunir asem
  • jamu pahitan

Jamu dan metode penyehatan sebagai salah satu bentuk pengetahuan tradisional saat ini sudah memiliki dasar hukum resmi yang dapat menjadi definisi hukum tersendiri sebagai budaya Indonesia (UU Pemajuan Kebudayaan No. 5 Tahun 2017) yang mempunyai landasan yuridis sebagai warisan budaya Indonesia. Berisi nilai penghormatan hidup bersama bangsa untuk merdeka mewujudkan cipta, rasa, karsa dan hasil karya masyarakat.

Baca juga: MENGENAL TEDHAK SITEN, TRADISI KELUARGA JAWA YANG EKSIS HINGGA KINI

Secara ‘empiris’ jamu telah tumbuh dan berkembang secara ‘turun temurun’ sebagai cara perawatan kesehatan di lingkungan keluarga dan kelompok masyarakat dengan menggunakan bahan-bahan tanaman yang tumbuh di sekitar. Cara pemanfaatannya sesuai dengan kearifan lokal masyarakat setempat. ‘Jamu’ dalam penerapannya merupakan kombinasi benda (bahan jamu) dan non-benda (jampi-jampi atau doa). Perawatan kesehatan serta pengobatan dengan Jamu merupakan kombinasi yang tak terpisahkan antara doa dan jamu itu sendiri, hingga menjadi satu solusi pengobatan atau permasalahan kesehatan tubuh. (Saf/Put)

Sumber: warisanbudaya.kemdikbud.go.id

Leave a comment

Name*

Website

Comment