Skip links

Langendriyan, Seni Pertunjukan dari Solo

Langendriyan adalah seni yang memadukan seni tari, drama, suara, narasi, gerak, dan ekspresi wajah. Langendriyan dipentaskan dengan menampilkan cerita-cerita Wanyang seperti epos Ramayana dan Mahabharata. Langendriyan terlihat mirip dengan panggung Wayang Orang. Namun di Langendriyan, menari, menyanyikan tembang, dan menyampaikan narasi dilakukan bersamaan.

Baca juga: MENGENAL TARI GAMBYONG PAREANOM

Terkadang seorang penari melakukan monolog, atau beberapa penari berdialog dengan menyanyikan macapat (puisi tradisional Jawa). Dengan kata lain, tidak banyak orang yang bisa melakukan ini. Gerak tarian yang lembut dan menawan tidak mudah dilakukan Langendriyan. Penari terkadang harus melantunkan macapat dalam posisi setengah jongkok dan berlutut. Diantara para penari yang terus bergerak, pesona puisi Jawa terus mengalir dari para penari. Mereka bernyanyi sambil menari.

Baca juga: SELAMAT HARI JAMU NASIONAL 27 MEI 2021

Seni pertunjukan yang disebut “Opera Jawa” ini merupakan seni drama tari. Berawal dari tradisi Pura Mangkunegaran Surakarta, KGPAA Mangkunagara VII (1885-1944) biasa dikenal Raden Mas Soerjosoeparto, yang mempelopori lahirnya seni pertunjukan. Pada 2016 Raden Mas Soerjosoeparto dianugerahi Bintang Budaya Parama Dharma oleh Presiden Joko Widodo melalui acara Anugerah Kebudayaan yang diadakan oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud. (Saf/Put)

Sumber: warisanbudaya.kemdikbud.go.id

Leave a comment

Name*

Website

Comment