Skip links

Jolenan Somongari Tradisi di Desa Purworejo

https://www.krjogja.com/hiburan/seni-dan-budaya/jolenan-ditetapkan-jadi-warisan-budaya-indonesia/

     Gambar: Jarot S

 

Jolenan yaitu tradisi masyarakat yang sudah dilaksanakan secara turun temurun. Salah satu dari tradisi upacar merti desa di Purworejo tepatnya berada di Desa Somongari yang menjadi salah satu Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2016 dengan  SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 244/P/2016 dan bersertifikat Jolenan Somongari nomor 63379/MPK.E/KB/2016 pada tanggal 8 Oktober 2019 guna domain Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan.

Jolenan berasal dari kependekan pada 2 kata Jawa “Ojo Klalen” atau jangan lupa terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesubuan dan curahan hasil yang berlipat ganda. Seperti yang diketahui, Desa Somongari selama ini dikenal sebagai sentra penghasil manggis dan durian yang cukup bagus di Purworejo.

Simak juga:  Wayang Topeng Kedung Panjang Kesenian Khas Pati

Jolen adalah sejenis gunungan, terbuat dari anyaman daun laren atau daun enau, dengan rangka bambu dan gedebok pisang (pelepah pisang). Di luar Jolenan dihiasi aneka jajanan yang digantung di bilah bambu yang tertanam di kedebog, sedangkan kedebog dipasang di dalam dan di kerangka gunungan. Makanan ringan ini antara lain rengginang dari beras ketan, Ledre atau Opak, binggel dari ketela dan makanan lainnya.

Simak juga: Bangunan Seribu Pintu yang Penuh akan Sejarah 

Tradisi Jolenan ini biasanya dilakukan setiap dua tahun sekali di bulan Sapar. Alasan diadakannya pada bulan Sapar  karena mendapat kepercayaan dari masyarakat sekitar yang menganggap bulan ini bagus. Selain itu bulan Sapar biasanya bertepatan dengan masa panen di masyarakat Desa Sumongari. Selain itu Tradisi Jolenan banyak digunakan sebagai sarana menjaga tali silahturahmi, terutama untuk masyarakat Somungari yang berimigrasi ke tempat lain atau merantau ke kota lain. Hal ini dapat diamati pada tradisi Jolenan selama dilaksanakan dengan jumlah masyarakat perantauan yang pulang lebih banyak dari pada saat hari raya Idul Fitri. (Put)

 

Sumber : http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/salam/article/view/13684/pdf

Gambar: Jarot S

Leave a comment

Name*

Website

Comment