Skip links

Wayang Topeng Kedung Panjang Kesenian Khas Pati

Wayang Topeng Kedung Panjang adalah sebuah seni pertunjukan yang dilakukan setahun sekali dalam ritual Sedekah Bumi, tepatnya pada Setu Kliwon, bulan Apit. Bulan ini adalah bulan ke-11 pada kalender Islam, setelah bulan Syawal dan sebelum bulan Dzulhijjah. Sehingga dinamakan Apit,karena berhimpitan dengan dua hari raya besar sekaligus.

Wayang Topeng ini, berada di Dukuh Kedung Panjang, Desa Soneyan, Kabupaten Pati. Kesenian ini diadakan secara rutin dan ditampilkan pada ritual Slametan Sedekah Bumi. Seni pertunjukan ini dilakukan sebagai perwujudan penghormatan cikal bakal (nenek moyang) serta bentuk rasa syukur pada Tuhan yang telah memberi perlindungan, keselamatan dan kemakmuran.

Baca juga: TARIAN KLASIK KERATON KASUNANAN: BEDHOYO ANGLIR MENDUNG

Masyarakat percaya bahwa Ritual Sedekah Bumi harus menampilkan pertunjukan Wayang Topeng, karena jika tidak, dikhawatirkan terjadinya hal-hal yang tak diinginkan untuk ketentraman masyarakat, seperti ancaman hama tanaman, berkurangnya kesuburan lahan pertanian, wabah, dan lainnya. Pertunjukan ini juga memiliki fungsi langsung dan tak langsung bagi masyarakat. Fungsi langsung diartikan sebagai suatu hiburan bagi masyarakat, sedangkan fungsi tak langsungnya yakni proses pembelajaran dari peristiwa masa lalu dan pemeliharaan berkelanjutan, karena hal itu diyakini sebagai keutuhan pada lingkungan masyarakat tertentu.

Baca juga: GUBRAK LESUNG KHAS BANYUMAS

Ritual Sedekah Bumi dengan pertunjukan Wayang Topeng Kedung Panjang itu mempersatukan kelompok masyarakat dalam ikatan paling erat untuk selalu hidup bersama dalam kerukunan dan  gotong royong. Wayang Topeng telah menjadi kebanggaan masyarakat Kedung Panjang secara turun temurun. Masyarakat Kedung Panjang telah berupaya mempertahankan dan mengembangkan ekspresi kebudayaan ini melalui proses penerusan budaya. Hingga kini, keseniannya masih bertahan serta digunakan sebagai media pembelajaran pelestarian budaya. Kekayaan budaya seperti kesenian Wayang Topeng di Pati pun semakin berkembang dan dilestarikan dengan baik, sehingga bisa dijadikan sebagai pembelajaran hidup bermasyarakat. (Saf)

Sumber & Gb. Headline: warisanbudaya.kemdikbud.go.id

Leave a comment

Name*

Website

Comment