Skip links

4 JAJANAN LEGEND INI TERCATAT/DITETAPKAN SEBAGAI WARISAN BUDAYA TAK BENDA

Gethuk Goreng Sokaraja

Ilustrasi Gethuk Goreng
Ilustrasi Gethuk Goreng (Syi)

Gethuk memiliki makna kesederhanaan yang juga mengajarkan kita untuk mensyukuri hal sederhana yang lebih bermanfaat. Berdasarkan buku Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Jateng (2020) dari Dinas Pendidikan Kebudayaan Jateng, Gethuk goreng sendiri merupakan sebuah inovasi dari 2 orang kakak beradik Kartadikrama dan Sanpirngad di Sokaraja, Banyumas. Saat itu mereka berjualan gethuk basah/cemol sebagai makanan pendamping atau makanan kecil, dan karena gethuk yang mereka jual tidak habis terjual, sehingga mereka mencoba menggorengnya. Namun ternyata justru disukai banyak orang. Kuliner ini telah ada sebelum 1920-an. Gethuk goreng Sokaraja juga telah ditetapkan sebagai WBTb dalam Ketrampilan dan Kerajinan Tradisional pada 4 Oktober 2017.

 

Lunpia Semarang

Ilustrasi Lunpia (Syi)

Lunpia diserap dari dialekĀ  bahasa Cina Hokkian Run Bing yang bersinergi dengan bahasa Jawa Lumping (kulit) menjadi Lunpia. Lunpia merupakan spring roll atau kue gulung. Lun/lum berarti lunak/lembut, bergantung pada dialek pengucapannya. Sedang, pia berarti kue. Lunpia hadir pertama kali pada abad 19 dan perpaduan budaya Cina-Jawa yang serasi dalam cita rasa. Awalnya lunpia disajikan ketika perayaan imlek. Bagi masyarakat Tionghoa kehadiran lunpia memiliki makna harapan agara semua manusia dapat lebih meningkatkan rasa cinta kasih kepada sesama. Sementara filosofi gulungan/chun adalah manusia di seluruh bumi bersatu padu tanpa memandang perbedaan, seperti halnya gulungan tersebut. Di tahun 2014 Lunpia Semarang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda dalam Kemahiran dan Kerajinan tradisional kategori Kuliner Tradisional.

 

Timlo

Ilustrasi Timlo (Syi)

Timlo Solo tercatat sebagai WBTb oleh Kemendikbud RI di tahun 2020. Dilansir dari website Warisan Budaya, Sejarawan Kota Surakarta, Heri Priyatmoko mengatakan bahwa makanan timlo berasal dari Cina. Secara penamaan sebetulnya berasal dari kata kimlo, yang artinya adalah sebuah penganan sup dengan beberapa adonan lauk di dalamnya. Keberadaan timlo di Indonesia telah ada sejak Indonesia belum merdeka. Buktinya, dengan adanya buku resep masakan Poetri Dapoer yang mencatat tentang cara penyajian dan bahan masakan timlo. Masyarakat di Solo banyak yang mempelajari tata cra memasak timlo hingga akhirnya menjadikan makanan tersebut ciri khas kota Solo.

 

 

 

Lenjongan

Ilustrasi Lenjongan (Syi)

Lenjongan tercatat sebagai WBTb oleh Kemendikbud RI di tahun 2020. Jajanan ini telah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Lenjongan adalah istilah yang diciptakan untuk menyebut bermacam-macam jajanan pasar di Solo yang mayoritas terbuat dari singkong. Di jaman penjajahan, rakyat mengolah singkong menjadi aneka makanan untuk mengisi perut. Salah satunya menjadi bahan baku lenjongan yang hingga kini tak lekang oleh waktu. Lenjongan terdiri dari berbagai jenis komposisi makanan, yaitu tiwul, getuk, klepon, ketan hitam, ketan putih, cenil, grontol, jadah blondo, wajik, jenang, sawut, lalu ditaburi parutan kelapa dan gula pasir ataupun gula merah cair.

Leave a comment

Name*

Website

Comment